tutup / scroll untuk melanjutkan
iklan
Insight

Tak Banyak yang Tahu, Kabupaten di Jawa Tengah Ini Jadi Wilayah Sepi Penduduk

Riyadi
×

Tak Banyak yang Tahu, Kabupaten di Jawa Tengah Ini Jadi Wilayah Sepi Penduduk

Sebarkan artikel ini
Alun-alun Rembang. (Google Map)
Alun-alun Rembang. (Google Map)

Portal Pantura, , sebuah kabupaten di pesisir utara , dikenal sebagai wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit di provinsi ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022-2023, kepadatan penduduk di Kabupaten hanya mencapai 461 jiwa per kilometer persegi.

⬇️ SCROLL UNTUK MELANJUTKAN ⬇️
⬇️ SCROLL UNTUK MELANJUTKAN ⬇️

Angka ini menjadikannya sebagai kabupaten dengan kepadatan terendah dibandingkan daerah lain di .

Sebagai perbandingan, Kota Surakarta, yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di , mencapai 11.277 jiwa per kilometer persegi.

Dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit, menawarkan suasana yang jauh dari keramaian kota besar.

Kehidupan di sini berlangsung tenang, tanpa kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti mal, bioskop, atau restoran cepat saji yang lazim ditemukan di kota-kota besar lainnya.

Kekayaan Tradisi dan Budaya Lokal

Meskipun minim fasilitas modern, memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang menjadi daya tarik tersendiri.

Salah satu warisan budaya yang terus dilestarikan adalah seni batik tulis Lasem.

Batik tulis ini tak hanya menjadi simbol kreativitas masyarakat , tetapi juga menjadi roda penggerak ekonomi lokal.

iklan

Kampung Batik Lasem, misalnya, berfungsi sebagai pusat edukasi wisata sekaligus mendukung industri kreatif.

Selain batik, juga memiliki berbagai destinasi wisata religi dan budaya.

Salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi adalah makam RA Kartini di Desa Bulu.

Tempat ini menjadi saksi sejarah perjuangan emansipasi wanita sekaligus destinasi wisata edukasi.

Tidak hanya itu, kawasan pantai di juga menyimpan daya tarik tersendiri.

Pantai Karang Jahe, dengan pasir putihnya yang memikat, kerap menjadi tujuan favorit wisatawan.

Tak jauh dari pantai, wisatawan dapat menjelajahi Kecamatan Lasem, yang sering disebut sebagai “Tiongkok Kecil.”

Di sini, pengaruh budaya Tionghoa masih sangat kental, terlihat dari arsitektur bangunan kuno, tradisi, hingga kuliner khasnya.

Lasem menjadi bukti harmoni budaya yang telah terjalin selama ratusan tahun di .

Potret Ekonomi Kabupaten

Dari sisi ekonomi, Kabupaten memiliki struktur ekonomi yang sederhana, dengan dominasi sektor pertanian, perikanan, dan industri kecil.

Hal ini tercermin dari upah minimum kabupaten (UMK) yang relatif rendah.

Pada tahun 2024, UMK tercatat sebesar Rp2.099.689, jauh di bawah UMK Kota Semarang yang mencapai Rp3.060.348, tertinggi di .

Rendahnya UMK di Rembang menjadi gambaran kondisi ekonominya yang masih bertumpu pada kegiatan tradisional.

Namun, sektor-sektor ini tetap menjadi penggerak utama perekonomian lokal dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Produk-produk lokal seperti ikan hasil tangkapan nelayan dan kerajinan tangan turut memberikan nilai tambah bagi ekonomi Rembang.

Rembang, Tenang Namun Berdaya Tarik

Sebagai kabupaten dengan kepadatan penduduk terendah di , Rembang menawarkan keunikan tersendiri.

Meski jauh dari hiruk-pikuk kota besar, daerah ini memiliki potensi wisata dan budaya yang tidak kalah menarik.

Tradisi seperti batik tulis, peninggalan sejarah, hingga keindahan pantai membuat Rembang tetap relevan di tengah persaingan daerah lain yang lebih modern.

Keunikan inilah yang menjadikan Rembang sebagai salah satu destinasi yang patut diperhitungkan, terutama bagi mereka yang ingin menikmati suasana tenang sambil mendalami kekayaan budaya lokal.

Dengan segala keterbatasannya, Rembang tetap berdiri sebagai bukti bahwa keindahan suatu daerah tidak selalu diukur dari gemerlap fasilitas modern, tetapi dari warisan dan kekayaan tradisinya yang terus terjaga.

Sebagai tempat dengan suasana khas dan kekayaan budaya yang melimpah, Rembang adalah contoh nyata bahwa daerah kecil pun memiliki cerita besar yang layak untuk dieksplorasi.***

Don`t copy text!