Portal Pantura, Jakarta – Indonesia memasuki babak baru di sektor keuangan negara. Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Purbaya Yudi Sadewa sebagai Menteri Keuangan, menggantikan Sri Mulyani yang sudah lama menduduki kursi strategis ini. Pergantian ini disebut sebagai langkah penting untuk mengarahkan kebijakan fiskal ke arah baru.
Sri Mulyani dikenal sebagai figur reformis yang mengawal kebijakan fiskal sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keberaniannya mengurangi subsidi BBM, memperbaiki penerimaan pajak, hingga menangani krisis pandemi Covid-19 membuatnya menjadi salah satu menteri dengan reputasi internasional. Namun, arah kebijakan baru pemerintahan Prabowo yang lebih ekspansif membuat posisi Sri Mulyani berada di ujung tanduk. Isu penghematan anggaran dan kebijakan pajak yang dinilai memberatkan publik juga memperbesar tekanan.
Masuklah Purbaya Yudi Sadewa. Ekonom berpengalaman ini bukan sosok asing di dunia kebijakan. Kariernya panjang, mulai dari analis riset, pimpinan perusahaan sekuritas, staf khusus di berbagai kementerian, hingga Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Rekam jejak ini dinilai pas untuk menghadapi tantangan fiskal di era pemerintahan baru.
Namun perjalanan awal Purbaya tidak mulus. Baru sehari menjabat, ia langsung menuai sorotan publik akibat komentarnya yang dianggap meremehkan aksi demonstrasi mahasiswa. Kritik datang dari BEM UI hingga pengamat politik. Purbaya pun buru-buru meminta maaf dan berjanji lebih berhati-hati dalam berbicara. Ia menyebut gaya ceplas-ceplosnya sebagai “koboy” yang sudah jadi kebiasaan sejak lama.







