Portal Pantura
  • Brebes
  • Kota Tegal
  • Kab.Tegal
  • Pemalang
  • Pekalongan
  • Batang
  • Kendal
  • Login
  • Register
  • News
    • Hukum dan Kriminal
    • Peristiwa
    • Ekonomi
      • Bisnis
      • Inspirasi Bisnis
    • Jawa Tengah
    • video
  • Bangun Desa
  • Info Pemda
  • TNI-Polri
  • kampus
  • Inspirasi
  • Insight
  • Ragam
  • viral
No Result
View All Result
  • News
    • Hukum dan Kriminal
    • Peristiwa
    • Ekonomi
      • Bisnis
      • Inspirasi Bisnis
    • Jawa Tengah
    • video
  • Bangun Desa
  • Info Pemda
  • TNI-Polri
  • kampus
  • Inspirasi
  • Insight
  • Ragam
  • viral
No Result
View All Result
Portal Pantura
No Result
View All Result
Home Hukum dan Kriminal

Lagi Corona, Ingin Barang Murah Tapi Malah Kena Tipu

Wijayanto by Wijayanto
Jumat, 8 Januari 2021
0
Ilustrasi Penjual Kasur

Ilustrasi [Luisao Pepe/Pixabay]

FacebookTwitterWhatsApp

PEKALONGAN – Lagi corona, ingin barang murah tapi malah kena tipu. Nasib apes ini dialami oleh seorang warga di Kertoharjo, Pekalongan Selatan. Kisahnya kemudian viral di media sosial dan diberitakan diberbagai media massa online maupun televisi.

Saat itu ia ingin membeli kasur pegas (spring bad) dengan harga yang murah yang ditawar oleh pedagang keliling.

Fathur, warga yang terkena tipuan pedagang tersebut mengaku dirinya ditawari spring bad dengan harga Rp 1,2 juta. Harga murah tersebut karena sedang cuci gudang atau menghabiskan persediaan.

Karena tergiur dengan harga yang murah, apalagi diembel-embeli dengan garansi selama tiga tahun, Fathur kemudian membeli spring bad yang ditawarkan kepadanya.

“Saya tawar Rp 300 ribu untuk uang muka,” kata Fathur. Setelah transaksi dilakukan, penjual itu pergi, namun setelah beberapa saat kembali lagi dan meminta sisa uang yang Rp 600 ribu ditukan dengan burung peliharaaanya.

sekolah bermutu

01
of 06
Belum Lama Dibeli Kasur Jebol

Dengan memiliki tempat tidur baru, Fathur berharap ia dan keluarganya bisa tidur dengan nyaman dan nyenyak. Namun, hal tak terduga terjadi pada kasur yang baru saja dibelinya itu.

Kasur tersebut jebol setelah anaknya bermain diatas kasur. Impian tidur nyenyak mendadak berubah menjadi rasa kecewa.

Karena kecewa, Fathur berusaha mencari pedagang kasur abal-abal itu ke segala penjuru. Perburuan membuahkan hasil setelah menemukan pedagang serupa di daerah Gapuro, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang yang tidak jauh dari rumahnya. Meskipun pedangang kasur yang ditemui itu berbeda dengan pedangan yang menjual kasur kepadanya.

Pedagang tersebut kemudian dirayu Fathur untuk pergi ke rumahnya. Setelah sampai di rumahnya, warga lain yang mengetahui kasur yang dijual itu palsu kemudian melakukan hal yang tidak terduga sebelumnya oleh pedangang.

Salah seorang tetangga Fathur yang tertarik meminta pedagang untuk menurunkan daganganya dari atas mobil. Anehnya, pedagang tersebut justru lari dan meninggalkan mobil yang berisi kasur abal-abal tersebut.

Pedagang yang melarikan diri tersebut rupanya takut dimassa karena merasa bersalah. Ia kemudian menuju kantor polisi untuk mengamankan diri agar tidak dimassa.

02
of 06
Terkejut Setelah Tahu Isi Kasur

Kasur yang dijual secara keliling itu berukuran 120×200 centimeter. Secara kasat mata, kasur itu tampak seperti kasur baru pada umumnya. Namun setelah digunakan untuk tidur, kasur tersebut langsung jebol karena tidak kuat menahan beban.

Warga yang penasaran kemudian membuka bagian dalam kasur tersebut dengan merobek kain pembungkus menggunakan gunting. Setelah terbuka, bagian dalam kasur abal-abal itu terkuak.

Warga terkejut setelah isi kasur terkuak. Bukanya per dan busa di dalam kasur, melainkan tumpukan kardus.

Polisipun mengamankan kasur tersebut beserta dengan mobil yang digunakan untuk mengangangkutnya.

03
of 06
Pedangan Berasal dari Daerah Ini

Terungkap, pedagang kasur abal-abal itu berasal dari Kabupaten Tegal, namun dari kecamatan berbeda. AS (46), RM (47), keduanya warga Kecamatan Pangkah. Sedangkan SY (42) warga Kecamatan Adiwerna.

Riyanto (40), salah satu produsen kasur tanpa merek di RT 04 RW 05 Desa Grobog Kulon, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, mengakui jika sales kasur pegas yang menjadi sasaran emosi warga Pekalongan itu adalah salesnya.

“Iya itu sales saya, tapi mereka salah sasaran. Warga belinya di sales lain,” kata Riyanto kepada sejumlah awak media baru-baru ini.

04
of 06
Produsen Terkejut Harga yang Dijual Pedangan Menjadi Mahal

Riyanto mengakui, kasur pegas yang dijual memang bukan buatan pabrikan. Namun dirakit oleh sejumlah pekerja di depan rumahnya. Rangkanya menggunakan kayu pinus. Sedangkan karet penyangga menggunakan tali kain perca dan dilapisi kardus bekas serta empat buat kawat berbentuk per. Untuk mempercantik tampilan, kasur dibungkus plastik transparan.

“Harga dari saya Rp. 140.000 per unit. Sales mau menjual berapa terserah mereka,” ujar Riyanto.

Riyanto mengaku tidak tahu, jika saat menjajakan ke Kampung-kampung, salesnya kerap menawarkan dengan harga tinggi yakni berkisar Rp. 1.200.00 per unit. Bahkan, untuk memikat calon pembeli, sales sering mengatakan bahwa kasur yang dijual berasal dari cuci gudang produsen besar.

“Saya tidak tahu kalau ada penawaran sampai segitu dan pakai omongan cuci gudang. Saya tahunya sales bayar ke saya sesuai harga yakni Rp. 140.000 per kasur,” tegasnya.

Riyanto mengakui sudah menggeluti usaha produksi kasur pegas tanpa merk selama dua tahun. Dalam sebulan rata-rata omset penjualannya mencapai 100 kasur.

“Kalau jualnya nggak mesti sehari laku berapa. Ya rata-rata sebulan 100 kasur. Sekitar segitu,” ungkapnya.

05
of 06
Berhenti Produksi

Atas kejadian di Pekalongan, sejumlah produsen kasur pegas tanpa merk di Desa Grobog Kulon, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, terpaksa berhenti produksi.

Penghentian produksi tersebut dilakukan setelah viral video warga di Kertoharjo ikut Kelurahan Kuripan, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan melampiaskan emosinya merusak kasur pegas yang sedang dijajakan sales keliling pada hari Minggu, 3 Januari 2021 lalu.

“Saat ini saya berhenti produksi dulu. Saya masih trauma dengan kejadian yang dialami sales saya kemarin di Pekalongan,” tutur Riyanto.

Ia diminta membuat Surat Pernyataan tidak lagi menjual kasus pegas tanpa merk di wilayah Pekalongan. Surat Pernyataan tersebut dibuat di Polsek Pekalongan Selatan disaksikan warga dan Polisi.

06
of 06
Produsen Akan Dibina

Camat Pangkah Bambang Sihana beserta Kapolsek Pangkah AKP Awan Agus menyambangi sejumlah produsen kasur pegas tanpa merk di Desa Grobog Kulon, Rabu siang, 6 Januari 2021. Bambang Sihana mengatakan, pihaknya bersama Muspika akan segera mengumpulkan para produsen kasur.

“Nanti akan kami kumpulkan, kami beri pembinaan. Ya nanti kami beri pengertian kalau menjual dengan harga wajar dan jangan sampai merugikan konsumen,” ujar Bambang Sihana.****

Tags: pantura baratpekalonganpenipuan
Share866Tweet542Send
Next Post
Angin puting beliung

Angin Puting Beliung Menerjang Pemukiman di Tegal

Tulis komentar dibawah ini Batalkan balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Ketentuan Penggunaan
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© 2010 - 2021 PortalPantura.com

No Result
View All Result
  • Bangun Desa
  • Info Pemda
  • TNI-Polri
  • Bisnis
  • Ekonomi
    • Inspirasi Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • kampus
  • video
  • Lainya
    • News
    • Jawa Tengah
    • Insight
    • viral

© 2010 - 2021 PortalPantura.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version