tutup / scroll untuk melanjutkan
Headline

Pembangunan RTH Bumiayu Asri Direncanakan Dimulai Akhir 2025

Avatar photo
×

Pembangunan RTH Bumiayu Asri Direncanakan Dimulai Akhir 2025

Sebarkan artikel ini
Kepala DLH Brebes Laode Vindar saat diwawancara wartawqn di RTH Bumiayu Asri, Sabtu 28 Juni 2025 didampingi Kapolsek Bumiayu AKP Kasam dan tokoh masyarakat Suparnyo. Foto: Portal Pantura/Yudhi Prasetyo.
Kepala DLH Brebes Laode Vindar saat diwawancara wartawqn di RTH Bumiayu Asri, Sabtu 28 Juni 2025 didampingi Kapolsek Bumiayu AKP Kasam dan tokoh masyarakat Suparnyo. Foto: Portal Pantura/Yudhi Prasetyo.
iklan

Portal Pantura, Brebes Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bumiayu Asri dipastikan akan mulai dibangun pada akhir 2025. Namun, pelaksanaan proyek tersebut menunggu ketersediaan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2025.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Brebes, Laode Vindar Aris Nugroho. Menurutnya, pemerintah daerah akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp300 juta untuk tahap awal pembangunan, khususnya pembuatan panggung terbuka.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
iklan iklan
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN

“Pembangunan dilanjutkan menunggu anggaran perubahan tahun ini. Dianggarkan Rp300 juta untuk pembuatan panggung,” ujarnya, Jumat 27 Juni 2025.

Laode juga menjelaskan bahwa pembangunan secara keseluruhan akan dilanjutkan pada 2026. Pemerintah berencana mengucurkan dana sebesar Rp1 miliar untuk melanjutkan pengembangan RTH tersebut.

Sebelumnya, proyek ini sempat menuai polemik. Rencana pembangunan RTH Bumiayu Asri diketahui sempat dihapus dari APBD murni 2025. Hal ini memicu protes dari kalangan seniman dan pegiat komunitas lokal di wilayah Bumiayu.

Sebagai bentuk kekecewaan, sejumlah seniman dan aktivis kreatif menggelar aksi damai di lokasi RTH pada Sabtu 28 Juni 2025. Aksi digelar dengan konsep teatrikal dan pertunjukan seni, sekaligus menjadi media penyampaian aspirasi kepada pemerintah daerah.

Koordinator aksi, Hendri Yetus, menegaskan bahwa aksi tersebut dilakukan secara damai dan mengusung nilai-nilai seni budaya. Meski demikian, ia tidak menampik jika aksi itu memunculkan efek politis.

“Kami seniman. Kami menyampaikan aspirasi lewat karya. Kalau kemudian ada dampak politik, itu hal wajar dalam ruang ekspresi seni,” kata Hendri.

Ia menyebut, kekecewaan seniman dan warga bermula dari keputusan pencoretan anggaran pembangunan RTH dari APBD 2025. Padahal, warga Bumiayu sudah lama menantikan keberadaan ruang terbuka yang bisa menjadi pusat aktivitas publik.

“Kami ingin RTH ini hidup. Jadi ruang kreatif untuk warga, bukan taman yang kosong tanpa kegiatan,” tegasnya.

Aksi seni yang digelar sejak pukul 09.30 WIB itu dimulai dengan iring-iringan calung dari halaman Pendopo Kecamatan Bumiayu menuju lokasi RTH di Jalan Ahmad Dahlan. Iring-iringan tersebut menarik perhatian pengguna jalan dan warga sekitar.

Beragam pertunjukan ditampilkan dalam aksi ini. Mulai dari tarian tradisional, pembacaan puisi bertema kritik sosial, hingga live melukis di sekitar area RTH. Kegiatan ini berlangsung tertib dan damai.

Tercatat sekitar 20 komunitas seni turut ambil bagian dalam aksi tersebut.

Masyarakat menilai pembangunan RTH Bumiayu Asri dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan ruang publik yang representatif di wilayah selatan Kabupaten Brebes.

Sebagai informasi, RTH Bumiayu Asri telah direncanakan sejak beberapa tahun terakhir. Namun realisasi pembangunannya terus tertunda karena berbagai kendala, termasuk keterbatasan anggaran.

Dengan adanya kepastian anggaran perubahan di akhir 2025, warga Bumiayu kini menaruh harapan besar agar proyek tersebut benar-benar direalisasikan. Pemerintah daerah diharapkan bisa menjadikan RTH bukan hanya taman biasa, tetapi juga pusat kegiatan seni, budaya, dan ruang interaksi sosial yang inklusif.***

Dilarang mengambil dan atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk tujuan komersil tanpa seizin redaksi.

Top