Portal Pantura, Tegal – Desa Kali Gangsa, Kecamatan Margadana, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kembali menggelar tradisi sedekah bumi yang tahun ini berpadu dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.
Acara yang digelar pada hari Sabtu, (3/8/2024), ini menjadi momen istimewa bagi warga setempat untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia alam dan memperingati perjuangan para pahlawan.
Puncak acara sedekah bumi ditandai dengan ritual ruwatan air kembang di depan makam Mbah Bapang.
Air kembang yang telah didoakan oleh Ki Dalang Tarmono ini dipercaya membawa berkah bagi masyarakat. Suasana haru dan khidmat menyelimuti saat warga berebut untuk mendapatkan air suci tersebut.
”
Tradisi sedekah bumi ini sudah berlangsung turun-temurun,” ungkap Giarto, Ketua RW setempat.
“Ini merupakan bentuk penghormatan kami kepada leluhur dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rezeki yang telah diberikan,” ujarnya lagi.
Makna Mendalam di Balik Ritual
Sedekah bumi lebih dari sekadar acara seremonial. Bagi masyarakat Kali Gangsa, ritual ini memiliki makna yang sangat mendalam.
Melalui sedekah bumi, mereka berharap agar alam senantiasa memberikan hasil yang melimpah dan terhindar dari segala bencana.
Selain itu, acara ini juga berfungsi sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
“Upacara sedekah bumi ini sangat populer di seluruh Indonesia, khususnya di Pulau Jawa,” tambah Giarto.
Dikatakanya, acara tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur seperti gotong royong dan rasa syukur masih tertanam kuat dalam masyarakat kita.
Meriahkan dengan Hiburan Rakyat
Untuk memeriahkan acara, panitia juga menyajikan berbagai hiburan rakyat, seperti pertunjukan tari, musik dangdut, dan wayang golek.
Hiburan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dan juga pengunjung dari desa-desa tetangga.
“Kami ingin agar acara sedekah bumi ini tidak hanya menjadi ajang ritual, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan hiburan bagi masyarakat,” ujar Giarto.
Dukungan Masyarakat dan Pemerintah
Acara sedekah bumi di Desa Kali Gangsa mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat. Selain itu, pemerintah desa, tokoh masyarakat, serta Babinsa juga turut hadir dalam acara tersebut.
“Biaya penyelenggaraan sedekah bumi ini berasal dari swadaya masyarakat dan donasi dari para dermawan,” jelas Giarto.
Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini.
Pelestarian Budaya Lokal
Sedekah bumi di Desa Kali Gangsa merupakan salah satu contoh nyata dari upaya masyarakat untuk melestarikan budaya lokal.
Dalam era modern seperti sekarang, di mana tradisi semakin terkikis oleh pengaruh globalisasi, keberadaan acara seperti ini patut diapresiasi.
Dengan terus melestarikan tradisi sedekah bumi, diharapkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, rasa syukur, dan penghormatan terhadap leluhur akan tetap hidup di kalangan generasi muda.***