BREBES – Rombongan reli wisata dalam rangka hari jadi Kabupaten Brebes ke342 berusaha dicegat sejumlah warga di jalan raya Pantura Bulakamba, Brebes, Sabtu (08/02/2020). Aksi berbahaya tersebut tidak membuahkan hasil berkat kesigapan dari aparat keamanan yang bersiaga dan berjada di lokasi warga berkerumun.
Awalnya warga berkumpul di titik banjir underpass Desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba yang berdekatan dengan jalan raya pantura. Mereka menuntut kepada pemerintah untuk memberi penanganan nyata terhadap banjir yang selalu melanda underpass di wilayah mereka.
Bupati Brebes yang ikut dalam rombongan tersebut tetap melaju meskipun beberapa warga berusaha mencegatnya. Mobil Alpard yang dinaiki bupati hanya memperlambat laju saja melanjutkan perjalanan relinya.
Aparat kepolisian dari Polsek Bulakamba dan Polres Brebes menjaga ketat aksi warga tersebut, meskipun dalam aksi itu warga tidak melakukan orasi maupun membentangkan spanduk.
Sejumlah pejabat terkait di lingkungan Setda Brebes menemui warga yang tengah melakukan aksi unjuk rasa tersebut. Mereka kemudian menggelar pertemuan dengan warga yang sejak pagi berkumpul.

Pejabat yang terlihat menemui warga seperti Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (PSDAPR), Agus Azhari, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Dinperwaskim) Taryono, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Dani Asmoro, dan Camat Bulakamba Sugeng Basuki.
“Sudah sejak 2012 lalu underpass selalu banjir,” kata salah seorang warga, Almuridin. Ia mengatakan, banjir di underpass di wilayahnya mencapai ketinggian 1,5 meter sampai dengan 2 meter. Ia juga menilai akibat banjir tersebut menyengsarakan warga desanya.
Almuridin menyebut, jika underpass sedang banjir, semua akses kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat tidak bisa melintas. Padahal, jalan tersebut merupakan akses vital.
“Kalau harus memutar jelas tidak bisa karena jalanya masih berupa tanah dan berlumpur, apalagi setelah hujan seperti sekarng ini,” ungkap Almuridin.
Kepala Desa Comohong, Sodikin mengatakan, pihaknya telah berulangkali terkait aspirasi warganya itu, namun sampai dengan sekarang belum ada tanggapan berarti. “Aksi ini merupakan puncak kekecewaan warga terkait banjir underpass yang dilakukan secara spontan,” katanya.
Untuk mengatasi banjir yang kerap melanda underpass Comohong, Kepala DSPADR Brebes Agus Azhari mengatakan, ada dua solusi untuk mengatasi banjir tersebut, yakni dengan mengontrol debit air di wilayah atas agar air yang masuk ke saluran tidak berlebihan. Solusi kedua dengan melakukan perbaikan saluran skunder, termasuk normalisasi saluran dibawah jalur pantura.
“Kami langsung berkoordinasi dengan BPSDA Pemali-Comal dan BBWS Pemali-Juana terkait masalah ini agar secepatnya ditangani,” kata Agus. (Rpt)