Portal Pantura, Brebes – Sebuah aksi teror yang menggegerkan terjadi di depan SMK Ma’arif NU Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Aksi ini tertangkap kamera CCTV dan menyebar luas di media sosial, memicu kekhawatiran di tengah masyarakat. Dalam video yang viral, sekelompok remaja terlihat mengancam di depan gerbang sekolah sambil mengacungkan senjata tajam.
Insiden ini merupakan salah satu dari dua serangan teror yang terjadi di sekolah tersebut dalam kurun waktu sepekan. Kedua kejadian ini belum jelas motif dan pelakunya, yang hingga kini masih menjadi misteri bagi pihak berwenang.
Aksi pertama terjadi pada Minggu dini hari, tepatnya 1 September 2024, sekitar pukul 03.00 WIB. Kelompok orang tak dikenal mendatangi SMK Ma’arif NU Paguyangan dan melakukan perusakan terhadap papan nama sekolah. Meski terjadi di luar jam operasional sekolah, kejadian ini tetap menciptakan keresahan, baik di kalangan guru maupun siswa.
Peristiwa tersebut berlangsung saat sekolah dalam kondisi sepi, namun dampaknya cukup signifikan. Guru dan staf sekolah segera mengetahui adanya perusakan tersebut setelah pihak keamanan menemukan kerusakan pada fasilitas di depan gerbang. Kendati tidak ada korban dalam peristiwa itu, rasa waspada mulai meningkat, terutama di kalangan siswa.
Tiga hari kemudian, insiden serupa kembali terjadi. Pada Rabu, 4 September 2024, sekitar pukul 16.00 WIB, sekelompok remaja kembali mendatangi sekolah dengan maksud mengancam. Dalam rekaman CCTV yang beredar, lima orang remaja menaiki dua sepeda motor berhenti di depan gerbang sekolah. Salah satu di antaranya mengacungkan senjata tajam, sebelum mereka akhirnya melarikan diri setelah diusir oleh petugas keamanan.
Insiden kedua ini semakin menambah ketakutan di kalangan siswa dan staf sekolah, terutama karena pada saat kejadian, beberapa siswa masih berada di lingkungan sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Meskipun tidak ada kerusakan fisik, ancaman menggunakan senjata membuat situasi semakin mencekam.
Mardiyanto, Kepala SMK Ma’arif NU Paguyangan, mengungkapkan kekhawatirannya atas dua kejadian teror tersebut. Hingga saat ini, pihak sekolah belum berhasil mengidentifikasi siapa pelaku di balik dua insiden tersebut. “Kami belum mengetahui siapa pelakunya dan apa motif mereka. Namun, kejadian ini jelas mengganggu keamanan dan kenyamanan di lingkungan sekolah,” ujarnya saat diwawancarai pada Jumat, 6 September 2024.
Menurut Mardiyanto, kejadian-kejadian ini membuat para siswa merasa takut, terutama mereka yang menyaksikan langsung insiden kedua. Sekolah, lanjutnya, telah berupaya untuk menenangkan para siswa dan memastikan mereka tidak terprovokasi oleh situasi tersebut. Selain itu, pihak sekolah juga segera melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.
“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan berharap kasus ini segera diusut tuntas. Kami ingin para pelaku tertangkap agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Kami sangat mengutamakan keamanan siswa dan staf sekolah,” tegas Mardiyanto.
Pihak sekolah kini bekerja sama dengan kepolisian untuk meningkatkan pengamanan di sekitar area sekolah. Mardiyanto memastikan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan petugas keamanan untuk menjaga agar kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa, meskipun dengan kewaspadaan ekstra.
“Kami telah meningkatkan koordinasi dengan aparat keamanan setempat untuk memastikan situasi tetap terkendali. Kami ingin sekolah tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua siswa,” tambahnya.